BLANTERVIO104

Materi Makhorijul Huruf & Sifatul Huruf (BTA)

Materi Makhorijul Huruf & Sifatul Huruf (BTA)
Sabtu, 03 Mei 2025

Makharijul Huruf

A. Pengertian Makharijul Huruf

Makharijul huruf (مخارج الحروف) adalah tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah saat diucapkan. Dalam ilmu tajwid, mengetahui makhraj huruf sangat penting agar tidak terjadi kesalahan dalam membaca Al-Qur’an, karena kesalahan makhraj bisa menyebabkan perubahan arti.

B. Jumlah Makharijul Huruf

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan jumlah makhraj huruf, namun pendapat yang paling masyhur menyatakan bahwa makhraj-makhraj tersebut terbagi ke dalam 5 wilayah utama pada alat ucap manusia.

Para ulama berbeda pendapat dalam membaginya, namun pendapat yang paling masyhur menyatakan ada 17 makhraj yang terbagi dalam 5 wilayah utama di alat ucap manusia.

C. Pembagian Makharijul Huruf

  1. الجوف (rongga mulut): huruf ا و ي (mad)
  2. الحلق (tenggorokan):
    • Bagian bawah: ء، هـ
    • Bagian tengah: ع، ح
    • Bagian atas: غ، خ
  3. اللسان (lidah):
    • Ujung lidah dan langit-langit: ن، ل، ر
    • Tepi lidah dan geraham atas: ض
    • Antara ujung lidah dan gigi seri atas: ت، د، ط
    • Ujung lidah dan pangkal gigi seri atas: ث، ذ، ظ
    • Tengah lidah: ج، ش، ي
    • Pangkal lidah dan langit-langit: ق، ك
  4. الشفتين (dua bibir):
    • Antara dua bibir: ب، م
    • Bibir bawah dan gigi atas: ف
  5. الخيشوم (rongga hidung):
    • Huruf yang di-idgham-kan (nun dan mim tasydid)

D. Akibat Tidak Menguasai Makhraj

Ketidaktelitian dalam penguasaan makhraj atau tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah dapat menimbulkan dampak serius dalam pelafalan Al-Qur’an. Berikut beberapa akibat yang dapat ditimbulkan:

  • Perubahan Makna: Kesalahan dalam makhraj bisa mengubah arti kata dalam Al-Qur’an, seperti membingungkan huruf ذ (dzal) dengan ز (zay).
  • Pelanggaran terhadap Kaidah Tajwid: Membaca dengan makhraj yang salah berarti melanggar aturan tajwid dan menyalahi adab terhadap Kalamullah.
  • Turunnya Kualitas Tilawah: Bacaan terdengar tidak fasih dan kehilangan keindahan serta kekhusyukan.
  • Potensi Dosa Bila Dilakukan Sengaja: Seseorang yang sadar akan kesalahannya namun tidak memperbaikinya dapat memikul tanggung jawab syar’i.
  • Kesulitan dalam Hafalan dan Koreksi: Kesalahan makhraj membuat hafalan tidak stabil dan sulit diperbaiki.

Oleh karena itu, penguasaan makhraj adalah bagian penting dalam menjaga kemurnian bacaan Al-Qur’an serta bentuk penghormatan terhadap firman Allah SWT.

Ketidaktelitian dalam penguasaan makhraj atau tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah dapat menimbulkan dampak serius dalam pelafalan Al-Qur’an. Berikut beberapa akibat yang dapat ditimbulkan:

1. Perubahan Makna

2. Pelanggaran terhadap Kaidah Tajwid

3. Turunnya Kualitas Tilawah

4. Potensi Dosa Bila Dilakukan Secara Sengaja

5. Kesulitan dalam Hafalan dan Koreksi

E. Cara Melatih Makharijul Huruf

  • Belajar dengan guru (Taladdi & Musyāfahah)
    Talaqqi dari segi bahasa diambil daripada perkataan iaitu pelajar bersemuka atau berhadapan dengan guru. Musyafahah pula bermakna dari mulut ke mulut (pelajar belajar al-quran dengan memerhati gerak bibir guru untuk mendapatkan sebutan makhraj yang betul). Belajar langsung dengan guru sangat penting karena dapat memperbaiki pelafalan secara langsung dan akurat. Pendekatan pengajaran al-Quran secara talaqqi dan musyafahah telah diamalkan sejak zaman Rasulullah saw lagi. Sejak dari zaman Rasulullah s.a.w. lagi, pembacaan al-Quran telah diwarisi secara penyampaian berhadapan guru dan murid dari mulut ke mulut bagi menepati bacaan yang telah diturunkan kepada Baginda s.a.w. secara Tartil (bertajwid) menepati firman Allah s.w.t.: “Dan sesungguhnya Kamu (Muhammad) telah membaca Al-Quran itu daripada (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”(Surah An-Naml, ayat: 6) FirmanNya lagi: “Dan Kami (Allah) telah bacakan (Al-Quran itu) kepada (Muhammad s.a.w.) secara Tartil (bertajwid)” (Surah Al-Furqan, ayat: 32) Rasulullah s.a.w. pernah berpesan supaya pembacaan al-Quran itu diambil dan dipelajari dari 4 orang sahabat terkemuka dengan sabdanya: “Ambillah bacaan al-Quran itu dari empat orang iaitu; Abdullah Ibnu Mas`ud, Salim, Mu`az bin Jabal dan Ubai bin Ka`ad” (Sahih Bukhari, Kitab fadhail amal, Bab al-Qurra min ashab al-nabiy).
  • Mendengar rekaman-rekaman pembelajaran Al-Quran
    Refleksi Diri Melalui Rekaman Bacaan Al-Qur’an sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Tilawah Dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an, salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pelafalan (makhraj dan tajwid) adalah dengan merekam bacaan sendiri, kemudian mendengarkannya kembali secara kritis. Melalui kegiatan ini, pembelajar dapat secara langsung mengidentifikasi kesalahan dalam pengucapan huruf, panjang pendek bacaan (mad-qasr), serta penerapan hukum tajwid lainnya yang mungkin terlewatkan saat membaca secara langsung. Metode ini tidak hanya mendorong kesadaran linguistik yang lebih tinggi, tetapi juga membentuk kemandirian dalam belajar. Terlebih lagi, pada era digital saat ini, akses terhadap teknologi sangatlah mudah. Berbekal perangkat sederhana seperti telepon pintar dan koneksi internet, siapa pun dapat merekam, memutar ulang, dan bahkan membandingkan bacaannya dengan contoh bacaan dari para qari’ profesional yang tersedia secara luas di berbagai platform pembelajaran daring. Kemajuan teknologi informasi telah membuka peluang besar bagi setiap individu untuk belajar membaca Al-Qur’an secara mandiri, tanpa harus terbatas oleh ruang dan waktu. Namun demikian, penting untuk tetap mengkombinasikan pembelajaran mandiri ini dengan bimbingan dari guru atau ustaz yang kompeten agar koreksi bacaan tetap berjalan secara proporsional dan tidak menimbulkan kesalahan berulang yang tidak disadari.
  • Latihan rutin melafalkan huruf hijaiyah satu per satu
    Latihan konsisten melatih otot lidah dan membentuk kebiasaan pelafalan yang benar.

1. Talaqqi & Musyāfahah (Belajar langsung dengan guru)

2. Mendengar rekaman-rekaman pembelajaran Al-Quran

3. Latihan rutin

F. Manfaat Mempelajari Makharijul Huruf

  • Menjaga bacaan Al-Qur’an dari kesalahan makna
    Dengan makhraj yang benar, huruf tidak tertukar atau berubah bunyinya. Misalnya, membedakan antara huruf ذ dan ز.
  • Membedakan huruf yang mirip pelafalannya
    Huruf seperti س, ص, dan ث sering kali terdengar mirip. Ilmu ini membantu membedakan bunyi dengan tepat.
  • Meningkatkan kualitas bacaan tartil dan tajwid
    Dengan memahami makhraj, pembaca dapat membaca Al-Qur’an sesuai kaidah tartil (QS. Al-Muzzammil: 4).

1. Menjaga bacaan Al-Qur’an dari kesalahan makna

2. Membedakan huruf yang mirip pelafalannya

3. Meningkatkan kualitas bacaan tartil dan tajwid

Sifatul Huruf

A. Pengertian Sifatul Huruf

Sifatul Huruf (صفات الحروف) secara bahasa berarti sifat-sifat huruf. Dalam ilmu tajwid, Sifatul Huruf merujuk pada sifat-sifat atau karakteristik yang melekat pada setiap huruf hijaiyah saat diucapkan dari makhrajnya (tempat keluarnya huruf). Misalnya: Huruf ط (ṭā') dan ت (tā') memiliki makhraj yang sama, tapi berbeda sifatnya—itulah yang membuat keduanya terdengar berbeda. Tujuannya membedakan huruf-huruf yang mirip makhrajnya, membantu pengucapan huruf secara tepat dan benar sesuai tajwid, mencegah perubahan makna akibat salah pelafalan.

Sifatul Huruf (صفات الحروف) secara bahasa berarti sifat-sifat huruf. Dalam ilmu tajwid, Sifatul Huruf merujuk pada sifat-sifat atau karakteristik yang melekat pada setiap huruf hijaiyah saat diucapkan dari makhrajnya (tempat keluarnya huruf).

B. Pembagian Sifatul Huruf

Sifatul Huruf terbagi menjadi 2 bagian: Sifat huruf yang memiliki lawan kata dan sifat huruf yang tidak memiliki lawan kata.

C. Sifat Huruf Yang Memiliki Lawan Kata

  1. الهمس (samar) vs الجهر (jelas)
    • الهمس: Pengucapan huruf disertai dengan keluarnya nafas. Huruf-hurufnya: ف ح ث هـ ش خ ص س ك ت
    • الجهر: Pengucapan huruf tanpa disertai keluarnya nafas. Hurufnya: semua selain huruf Hamsy.
  2. الشِدّة (kuat) vs التوسّط & الرِخاوة
    • Syiddah: Suara sangat tertekan karena tergantung kepada makhrajnya. Huruf-hurufnya: أ ج د ق ط ب ت ك
    • Tawassuth: Suara sedang dan agak lemah. Hurufnya: ل ن ع
    • Rikhowah: Suara lemah dan terlepas bebas. Hurufnya: selain huruf Syiddah dan Tawassuth.
  3. الإستعلاء (terangkat) vs الإستفال (menurun)
    • Isti’la’: Lidah terangkat ke langit-langit. Huruf-hurufnya: خ ص ض غ ط ق ظ
    • Istifal: Lidah menurun dari langit-langit. Hurufnya: selain huruf Isti’la’.
  4. الإتباق (lengket) vs الإنفتاح (terpisah)
    • Ithbaq: Terjadinya kontak antara lidah dan langit-langit. Huruf-hurufnya: ص ض ط ظ
    • Infitah: Lidah menjauh dari langit-langit. Hurufnya: selain huruf Ithbaq.
  5. الإظلاق (mudah keluar) vs الإصمات (tertahan)
    • Idzlaq: Huruf keluar dari ujung lidah dan bibir. Hurufnya: ف ر م ن ل ب
    • Ishmat: Huruf sulit diucapkan dengan cepat. Hurufnya: selain huruf Idzlaq.

D. Sifat yang Tidak Memiliki Lawan Kata

  1. الصفير: Suara mirip burung, keluar dari dua bibir. Huruf: س ص ز
  2. قلقلة: Getaran saat huruf sukun diucapkan.
    • Huruf: ق ط ب ج د
    • Qolqolah Sughro: Di tengah kalimat
    • Qolqolah Kubro: Di akhir kalimat atau saat waqof, apalagi bila bertasydid
  3. اللين: Suara lembut tanpa dipaksa. Huruf: وْ, يْ bila didahului fathah
  4. الإنخراف: Suara miring. Huruf: ر, ل
  5. التكرير: Getaran ujung lidah. Huruf: ر
  6. التفشِّي: Menyebarnya suara. Huruf: ش
  7. الإستِطالة: Suara memanjang dari sisi lidah. Huruf: ض

الخلاصة

Makharijul huruf dan sifatul huruf merupakan dua komponen mendasar dalam ilmu tajwid yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran dan pelafalan Al-Qur’an secara tepat. Makharijul huruf merujuk pada tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah dari alat ucap manusia, sedangkan sifatul huruf menunjukkan sifat-sifat yang melekat pada setiap huruf yang membedakannya dari huruf lain, baik sifat yang berlawanan (seperti jahr dan hams) maupun sifat yang tidak memiliki pasangan (seperti qalqalah, leen, atau tafassy).

Penguasaan makharij dan sifat huruf sangat penting untuk menjaga kemurnian lafaz-lafaz Al-Qur’an serta memastikan tidak terjadi perubahan makna akibat kesalahan dalam pelafalan. Kesalahan dalam menentukan makhraj atau melalaikan sifat huruf dapat menyebabkan pergeseran bunyi yang berdampak pada kesalahan makna, bahkan dalam beberapa kasus bisa sampai pada tahrif (penyimpangan bacaan).

Di era modern ini, pembelajaran makharij dan sifat huruf dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efektif melalui pemanfaatan teknologi, seperti aplikasi belajar tajwid, rekaman audio-visual, dan media interaktif daring. Meski demikian, bimbingan langsung dari guru tetap sangat dianjurkan untuk memastikan akurasi dan validitas bacaan.

Dengan demikian, pemahaman mendalam terhadap makharijul huruf dan sifatul huruf bukan hanya menjadi landasan teknis dalam membaca Al-Qur’an, tetapi juga menjadi wujud kesungguhan dalam menjaga adab dan keautentikan firman Allah SWT.

Makharijul huruf dan sifatul huruf adalah dua aspek penting dalam ilmu tajwid yang berperan dalam menjaga ketepatan pelafalan huruf-huruf Al-Qur’an. Makharij menunjukkan tempat keluarnya huruf, sementara sifat huruf menggambarkan karakteristik bunyinya. Pemahaman yang baik terhadap keduanya mencegah terjadinya kesalahan bacaan yang dapat mengubah makna.

Kemajuan teknologi telah mempermudah proses pembelajaran tajwid, namun peran guru tetap penting sebagai pembimbing dalam memastikan ketepatan pelafalan. Penguasaan makharij dan sifat huruf mencerminkan kesungguhan dalam menjaga kemurnian bacaan Al-Qur’an dan menunjukkan adab terhadap wahyu Ilahi.

Share This Article :
M. Abdun Jamil, M.Pd

Saya adalah seorang peminat designer blog/website, maklum masih tahap belajar. Seorang designer blog membutuhkan proses yang panjang, butuh ketelitian, kesabaran, keuletan dan yang pasti jangan menyerah, do the best.

Tambah Komentar

5784226817459633728