BLANTERVIO104

Pertemuan 2 | Konsep Tarbiyah dalam Al-Qur'an

Pertemuan 2 | Konsep Tarbiyah dalam Al-Qur'an
Minggu, 03 September 2023
Pertemuan Ke-2 Tafsir Tarbawi oleh Muhammad Abdun Jamil, M.Pd

Dalam konsep lanjut, Istilah tarbiyah berasal dari kata ربوة (Robwah). 

Mengapa kemudian pendidikan terkait dengan kata 'rabwah'?

Menurut Prof. Asep Usman Ismail, seorang pakar tafsir Alquran dan Tasawuf yang juga menjadi guru besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk memahami hubungan antara pendidikan atau tarbiyah dengan kata 'rabwah", kita perlu memahami dimensi manusia terlebih dahulu. Ia menjelaskan bahwa dimensi manusia terdiri dari enam aspek. 

Pertama, manusia adalah makhluk biologis atau memiliki dimensi fisik, jasmani. 

Kedua, manusia memiliki dimensi rohani atau ruh. Ini kemudian melahirkan nafs atau dimensi jiwa, yang merupakan perpaduan antara unsur rohani dan jasmani.

Dimensi ketiga adalah qalbu atau dimensi emosi. 

Dimensi keempat adalah akal, yang menghasilkan pikiran. 

Dimensi kelima adalah kepribadian atau personaliti. 

Dan dimensi keenam adalah manusia sebagai makhluk sosial.

Maka, hubungan tarbiyah dengan kata 'rabwah' adalah bahwa pendidikan, menurut Alquran, adalah upaya untuk mendorong, memotivasi, mengaktualisasikan, atau mengaktifkan semua enam dimensi tersebut agar berkembang menjadi kualitas yang setinggi bukit. Hal ini diungkapkan oleh Prof. Asep Usman Ismail dalam sebuah kajian virtual di Masjid Bayt Alquran-Pusat Studi Alquran.

Menurut Prof. Usman, ini mengarah pada pendidikan jasmani untuk menjaga fisik manusia agar kuat dan sehat, pendidikan intelek untuk memperluas pemikiran dan wawasan manusia, pendidikan spiritual untuk mengelola emosi dan jiwa, pendidikan personal untuk mengembangkan ciri khas individu, dan pendidikan sosial agar manusia dapat berinteraksi dengan baik dalam lingkungannya.

Allah SWT berfirman dalam Alquran, surat An Nahl ayat 78 : 

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: "bahwa Dia mengeluarkan manusia dari perut ibu mereka dalam keadaan tidak mengetahui apa pun. Dia juga memberikan pendengaran, penglihatan, dan hati kepada manusia agar mereka bisa bersyukur (Q.S. An Nahl ayat 78).

Prof. Asep menjelaskan bahwa dari ayat ini kita memahami bahwa ketika manusia masih berada dalam kandungan ibunya, mereka berada dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, yang disebut sebagai fitrah. Namun, manusia membawa potensi-potensi seperti faktor genetik dan hereditas. Ketika Allah SWT menghembuskan roh ke dalam tubuh manusia, pendengaran, penglihatan, dan perasaan mereka diaktifkan. Prof. Asep menekankan bahwa saat inilah saat yang paling baik untuk memberikan pendidikan kepada bayi yang belum lahir, yang disebut juga sebagai pendidikan pranatal atau pendidikan sebelum kelahiran. Ini dapat dilakukan melalui doa, membaca Alquran, dan metode-metode lainnya.

Share This Article :
M. Abdun Jamil, M.Pd

Saya adalah seorang peminat designer blog/website, maklum masih tahap belajar. Seorang designer blog membutuhkan proses yang panjang, butuh ketelitian, kesabaran, keuletan dan yang pasti jangan menyerah, do the best.

Tambah Komentar

5784226817459633728